Thursday, November 19, 2015

Arti Dari Gerakan Sholat

Kali ini Mas Semut akan membahas sedikit tentang beberapa arti pada setiap gerakan sholat dilakukan oleh moyoritas orang mukmin muslim, karena sebagai kewajiban orang muslim untuk melaksanakan sholat 5 waktu atau sholat – sholat sunnah lainnya. Namun meskipun orang muslim selalu melalukannya namun juga tidak mengerti akan arti pada setiap gerakan pada sholat, dan kali ini mas semut akan membahas tentang arti pada setiap gerakan sholat yang kami himpun dari berbagai kajian ulama dan hadist serta berbagai sumber, dan ini lah beberapa makna pada gerakan sholat yang selalu dilakukan oleh orang muslim

1.    Niat (Niyyah)
Sholat harus disertai dengan niat yang sungguh – sungguh, Niat merupakan keputusan hati, pernyataan di balik perbuatan. Artinya berniat untuk mengatakan “ya” kepada Allah SWT dengan melaksanakan seluruh perintahnya.

2.    Takbir (Iftitah Atau Takbir Pembukaan)
Takbir dengan mengucapkan “Allahu Akbar”, dan saat itu kita menghilangkan pikiran atau segala urusan kita di dunia, dan untuk memohon perlindungan berupa kasih sayang Allah SWT, Dengan mengucapkan Takbir “Allahu Akbar”, Maka kita yakin bahwa allah itu Maha besar

Dengan adanya bacaan ini dalam sholat, maka manusia merepresentasikan para malaikat dan pepohonan yang senantiasa berdiri dan selalu memuji Allas SWT tanpa henti – hentinya.

Dan itu sering disebut dengan “Qiyam” yang merupakan berdirinya manusia di Allah SWT yang maha Kekal dengan raga dan hatinya. Dengan kepala yang tertunduk saat kita melakukkan “Qiyam” mencerminkan ketiadaan kesombongan dan kerendahan hati.

3.    Qira’at (Bacaan)
Qira’at merupakan rasa bersyukur atas kesempurnaan Allah SWT yang tanpa kekurangan sedikitpun, keindahan yang tidak dapt untuk di serupai, dan kasih Allah SWT yang tiada batas dengan mengucapkan Allhamdulillah, Qira’at juga menunjukkan bahwa segala perbuatan dapat terwujut dengan pertolongan dari Allah SWT dan segala pujian hanya untuknya

Dan untuk terhubung dengan “Zat Yang Maha Kekal” Allah SWT dengan mengucapkan “Ya Tuhan Hanya Kepadamu Aku Menyembah Dan Hanya Padamulah Aku Memohon Pertolongan” (Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in).

4.    Ruku’
Dalam Posisi ini manusia mewakili ibadahnya para malaikat yang menyembah Allah SWT dalam posisi ini secara konsisen dan “Para hewan” yang selalu berdiri dalam ruku’nya di atas empat kaki mereka

Ruku’ dapat diartikan sebagai wujud untuk mengagungkan kebesaran sang pencipta beserta seluruh alam semesta yang melihat betapa lemah dan miskinnya manusia dengan melafazkan bacaaan “Subhana Robbial Azim” Untuk berusaha menanamkan “akarnya” di dalam hati kita dan untuk mengangkat kepala kita dari ruku’ dengan harapan memperuleh rahmat Allah SWT dengan cara mengulang – ulang kebesaran Allah SWT.

5.    Sujud
Pada posisi sujud kita sebagai manusia mewakili ibadahnya pada malaikat yang secara terus – menerus bersujud kepada Allah SWT. Seperti Para binatang yang melata yang selalu bersujud seumur hidupnya

Sujud merupakan sarana untuk meninggalkan segala urusan dunia dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Atau lebih tepatnya meninggalkan segala sesuatu selain dari pada Allah SWT dengan mengucapkan “Subhanarobial a’la” dengan kerendahan hati kepada keindahan Allah SWT, Asma Allah SWT dan Segala Sifatnya.

“Seorang Hamba menjadi lebih dekat dengan tuhannya ketika dia bersujud. Maka, perbanyaklah doa dalam sujud” (Muslim)

6.    Qa’da (Duduk Dalam Sholat)
Dalam Posisi ini manusia mewakili ibadahnya para malaikat yang menyembah dengan duduk dan juga sekalipun gunung- gunung, bebatuan yang juga nampak seperti dalam bentuk yang sedang duduk, Manusia menegaskan bahwa segala sesuatu yang dia miliki sebenarnya adalah milik Allah SWT dengan mengucapkan “Tahiyyat”

Dengan Memperbarui imanya dengan mengucapkan dua Kalimat Syahadat “Tiada Tuhan Selain Allah Dan Muhammad Utusan Allah”. Didalam sholat merupakan semacam Mi’raj bagi orang beriman, Tasyahud adalah mengingat percakapan antara Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT pada Saat Mi’raj.

Melalui Laman E-konsultasieramuslim.com, Ustad Satria Hadi Lubis mengatakan “Setiap Gerakan Sholat Yang Diccontohkan Rasullullah SAW Tentu Mepunyai Hikmah Dan Manfaat”
Dan setiap Gerakan sholat mempunyai syarat, Syaratnya adalah semua gerakan tersebut dilakukan dengan benar dan Tu’maninah (Tenang dan Khusyu’)

Suatu ketika Rasullulah SAW berada di dalam Masjid Nabawi, Madinah. Selepas menunaikan Sholat, beliau menghadap kepada para sahabat untuk bersilaturrahmi dan memberikan tausyiah. Tiba – tiba, Masuklah seorang pria kedalam masjid, lalu melaksanakan sholat dengan cepat, setelah selesai ia segera menghadap Rasullulah SAW dan mengucap salam.

Rasullulah SAW berkata pada pria itu, “Sahabatku, Engkau belum Sholat ? ” betapa kagetnya orang itu mendengar perkataan Rasullulah SAW. Ia pun kembali ketempat Sholat dan mengulangi sholatnya. Seperti sebelumnya ia melaksanakan Sholat dengan sangat cepat.

Rasullulah SAW melihat “gaya” sholat seperti itu. Setelahnya melaksanakan sholat untuk kedua kalinya, Pria itu kembali mendatangi Rasullulah SAW, begitu dekat dan beliau berkata kepada pria itu “Sahabatku Tolong ulangi lagi Sholatmu!, Engkau Tadi Belum Sholat”

Lagi – Lagi Orang itu merasa kaget , pria itu merasa bahwa dirinya sudah melaksanakan Sholat sesuai aturan, Meski demikian dengan senang hati ia menuruti perintah Rasullulah SAW
Dengan “Gaya” Sholatnya yang sama. Namun Seperti biasanya Rasullulah SAW tetap menyuruh orang itu mengulangi Sholatnya kembali. Karena bingung pria itu pun berkata sambil bertnya kepada Rasullulah SAW “Wahai Rasullulah SAW, Demi Allah yang telah mengutusmu dengan kebenaran, Ak tidak bisa melaksanakan Sholat Dengan Lebih Baik Lagi. Karena Itu Ajari Aku”

Dan Rasullulah SAW Berkata dengan tersenyum “Sahabatku!, Jika Engkau Berdiri untuk melaksanakan Sholat, Maka bertakbirlah, kemudian bacalah Al-Fatihah dan surat dalam Al-Quran yang engkau pandang paling mudah. Lalu Ruku’lah dengan tenang (Tuma’ninah). Lalu, Bangunlah hingga engkau berdiri tegak. Selepas itu, sejutlah dengan tenang, kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang, dan lakukanlah seperti itu pada setiap Sholatmu”

Kisah dari Mahmud bin Rabi’ Al Anshari dan diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahih-nya ini memberikan gambaran bahwa sholat tidak cukup sekedar “benar” gerakanya saja, tetapi juga harus dilakukan dengan tu’maninah, tenang, dan Khusyuk.